Langsung ke konten utama

Melestarikan tradisi adat turun temurun Indonesia

Kearifan Lokal Ditengah Moderenisasi

Kearifan lokal adalah tradisi atau adat, norma dan nilai turun temurun dari para pendahulu yang digunakan oleh masyarakat lokal. Sedangkan Modernisasi merupakan sebuah proses transformasi dari tradisioanal ke masa yang lebih modern. Modernisasi ini bisa terjadi dalam sistem ekonomi, politik, budaya, bahkan adat istiadat di suatu wilayah. Awal mulanya modernisasi ini muncul di Indonesia pada sekitar abad ke-20. Masyarakat sebelum itu selalu menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya daerah masing-masing. Setelah istilah modernisasi dikenal, masyarakat sedikit demi sedikit mulai mengikuti perkembangan tersebut. Dengan dalih agar tidak tertinggal dengan kemajuan zaman. Selain memiliki dampak positif, tentunya modernisasi ini juga memiliki dampak negatif. 



Seperti yang kita lihat saat ini, banyak sekali orang-orang yang melupakan prinsip hidup Gotong royong. Padahal anjuran untuk senantiasa hidup gotong royong sudah disebutkan dalam sila ke tiga dalam dasar negara. Masyarakat lebih memilih untuk hidup secara individualis. Mungkin di beberapa daerah pedesaan masih kita jumpai kegiatan tersebut, akan tetapi ketika kita melihat dan menelisik lebih jauh ke daerah perkotaan minim sekali kita bisa melihatnya.

Lantas, mengapa hal tersebut bisa terjadi ?
    
Seperti yang sudah dijelaskan di pembukaan bahwa hal tersebut merupakan salah satu dampak dari adanya modernisasi. Semakin meningkat jumlah orang yang mengikuti arus modernisasi semakin meningkat pula jumlah kemungkinan orang yang akan melupakan adat istiadatnya yg merupakan salah satu dari kearifan lokal. Semakin lama kearifan lokal tersebut bisa hilang digerus kemajuan zaman. 

Sebelum hal itu terjadi, apa tugas kita sebagai masyarakat modern jika mengetahui hal tersebut ? apakah kita akan membiarkan saja kearifan lokal tersebut hilang dan menjadikannya sebagai salah satu dari sekian banyak sejarah yang ada ?. Tentu tidak bukan. Sebagai masyarakat modern yang tentunya mempunyai segudang pemikiran tentang masa depan yang cerah tentu saja kita perlu mempertahankan sekaligus melestarikannya agar tidak punah. Selain itu aset bangsa yang berupa kearifan lokal ini bisa mengundang para wisatawan atau para budayawan untuk melakukan study atau penelitian di negara kita. Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, maka dunia juga akan semakin mengenal negara kita. Menjadi terkenal dan di ketahui seluruh dunia, menarik bukan ?

Lalu, bagaimana cara kita menjaganya agar tetap lestari ?. Mudah saja. Kita mulai dari generasi penerus bangsa saat ini. Tanamkan rasa cinta sedini mungkin pada mereka. Mulai dari menceritakan sejarah terbentuknya kearifan lokal, sesulit apa para pendahulu sampai bisa mendapatkannya, hingga jika dirasa perlu para guru bisa memasukkan kearifan lokal ini di salah satu mata pelajaran wajib di sekolah. Agar anak tahu dan senantiasa mau belajar serta mengingatnya. Tidak lupa gunakan cara yang menarik untuk mengajarkan pada anak. Seperti menunjukkan sebuah video atau mengajak study tour ke suatu daerah yang masih menjaga kearifan lokalnya. 
    
Selain dari generasi muda saat ini, para orang tua pun sudah sepatutnya ikut menjaga kelestarian budaya lokal ini. Dengan cara tetap melaksanakan kegiatan atau event yang mengandung unsur budaya secara konsisten dari waktu ke waktu. Serta menjelaskan pada generasi muda tentang seberapa pentingnya menjaga, dan apa dampak positif jika mereka mau melakukannya. Selalu tanamkan rasa cinta terhadap budaya lokal dari pada budaya modernisasi. 

Selain itu, generasi tua maupun muda perlu memperkenalkan produk atau budaya lokal ke kancah internasional.

Cara-cara tersebut bisa mulai di terapkan dari sekarang. Sebelum era modernisasi semakin menggerus budaya lokal dan menghilangkannya tanpa jejak. Selalu ingat perkataan bapak presiden RI yang pertama “jasmerah” “jangan sekali-kali melupakan sejarah”. Apalagi membiarkannya hilang begitu saja di telan sebuah modernitas jaman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berapa kali sikat gigi dalam sehari ?

  Salah satu cara yang efektif untuk memberishkan gigi dari sisa-sisa makanan yang tertinggal di gigi setelah makan adalah dengan menggosok gigi dengan baik dan benar. Agar kita bisa merasakan manfaatnya, lakukan gosok gigi sesuai yang telah di anjurkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan pada gigi dan mulut. Ketika anak sudah mulai tumbuh gigi sebaiknya para orang tua segera mengajarkan anak untuk mulai menggosok gigi. Sikat gigi yang di ajarkan sedini mungkin dapat mencegah kerusakan pada gigi yang di akibatkan oleh mikroorganisme. Dalam jangka waktu yang lama akan terjadi kerusakan pada gigi yang disebut dengan   karies gigi. Mula-mula karies gigi akan menyerang lapisan terluar dari gigi hingga masuk ke bagian dalam gigi atau ruang pulpa dan akar.   Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengajarkan anaknya menggosok gigi secara rutin 3x sehari. Sering kita dengar di masyarakat bahwa sikat gigi harus dilakukan 2x sehari. Yaitu pagi hari sewakt...

Penggunaan masker yang baik dan benar Menurut CDC (Center of Disease Control)

Covid-19 semakin meresahkah, WHO dan CDC sarankan penggunaan masker double Seperti yang kita tahu bahwa Pandemi saat ini semakin meresahkan masyarakat. Hampir dua tahun Indonesia berusaha keras dalam melawan Virus Covid-19 . Sudah banyak korban yang di laporkan meninggal akibat tertular virus ini. Dengan begitu, masyarakat mau tidak mau harus segera beradaptasi dengan adanya New Normal. Selain itu, masyarakat di himbau untuk senantiasa menaati protokol kesehatan yang sudah di buat oleh pemerintah untuk di laksanakan di manapun dan apapun keadaannya.  Berbeda dengan Pandemi pada tahun lalu, saat ini Centre for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO)  merekomendasikan untuk menggunakan double masker saat keluar rumah ataupun bepergian. Dengan maksud untuk meningkatkan perlindungan diri agar anda tidak mudah tertular Covid-19 yang semakin berkembang dan menciptakan banyak varian. Penggunaan double masker sangat di anjurkan oleh CDC ini belum sepen...